Home »
BERITA
» Inilah 6 Benteng Peninggalan Belanda di Sumedang
INILAH.COM, Sumedang - Meski Pemkab Sumedang kurang merawat lima
benteng peninggalan zaman Belanda, namun hingga kini benteng-benteng
itu masih berdiri kokoh. Berikut kelima benteng tersebut:
1. Benteng Gunung Palasari
BENTENG
Palasari terletak di puncak Gunung Palasari, Kelurahan Pasangrahan,
Kecamatan Sumedang Selatan. Benteng yang dibangun sekitar tahun
1913-1917 di atas lahan seluas 6 Ha ini berada di arah timur pusat
pemerintahan Sumedang Larang. Terdiri dari 8 buah bangunan beton.
Masing- masing benteng dibangun secara terpisah dalam jarak dekat satu
sama lain dengan bentuk melingkar. Di dalam benteng ini terdapat 27
ruangan berpintu yang dilengkapi 25 buah jendela dengan 46 buah lubang
ventilasi. Dulunya Benteng Palasari yang merupakan benteng tertinggi di
sekitar kota Sumedang ini berfungsi sebagai gudang mesiu atau mungkin
sebagai pos observasi yang hanya berjarak kurang dari 1 km dari Tangsi
Belanda (sekarang KODIM 0610 Sumedang).
Untuk menuju benteng ini,
Anda bisa mendaki sedikit di Gunung Palasari dari Kampung Sindang Palay
di samping Jl. Pangeran Kornel. Jalur pendakian lain adalah dari
Nalegong yang berada di samping Jl. Pangeran Sugih. Kedua jalan raya ini
adalah jalur utama lalu lintas Sumedang-Cirebon.
2. Benteng Gunung Kunci
DIBUAT
sekitar 1914-1917. Bangunan di atas lahan seluas 4,6 Ha ini memiliki
luas sekitar 2.600 m2 dengan dilengkapi ruangan bawah tanah (gua atau
bengker) sekitar 450 m2. Benteng Gunung Kunci dulunya berfungsi sebagai
benteng pertahanan yang dilengkapi kubah meriam dan senapan mesin.
Belakangan diketahui bahwa benteng ini dibangun di tanah datar, namun
pemerintah Belanda ingin mengelabui sekutu dengan menumpuk tanah di
bagian atas benteng sehingga bangunan ini seperti berada di bawah bukit.
3. Benteng Gunung Gadung
BERADA
di sebelah utara sekitar 1 km dari pusat pemerintahan Sumedang Larang.
Di lokasi ini, terdapat tiga bangunan dengan konstruksi beton bertulang
kokoh sampai sekarang. Selain tempat penyimpanan sejata, dilengkapi
dengan bungker berjendela yang berfungsi sebagai tempat pengintaian
segala aktivitas di kota Sumedang dari arah selatan. Salah satu ruang di
dalam benteng itu berukuran kurang lebih 18 meter persegi, dilengkapi
ventilasi berupa cerobong udara. Ruang tersebut diperkirakan tempat
tentara Hindia Belanda.
4. Benteng Pamarisen
BENTENG yang
berada Kampung Pamarisen, Desa Mekarjaya Sumedang Utara ini sama fungsi
dengan benteng lainnya, yaitu sebagai tempat pertananan dan penyimpangan
mesiu. Terdapat dua bangunan dengan konstruksi terbuat dari beton
bertulang. Bangunan pertama berukuran 3x2,5 meter dan bagunan lainnya
berukuran 4x2,5 meter. Tempat benteng ini dikenal dengan sebutan
Pamarisen Benteng. Sekarang, benteng itu sudah banyak yang dirobohkan.
Sebuah SD juga dibangun di atas benteng ini serta dijadikan lapang sepak
bola.
5. Benteng Pasir Bilik
DINAMAI Benteng Pasir Bilik
sesuai dengan nama tempat di lokasi tersebut, yaitu di Gunung Datar,
perbatasan Sumedang Utara dan Tanjungkerta. Lokasi administratifnya
berada di Desa Gunturmekar, Kecamatan Tanjungkerta. Dari benteng ini,
terlihat pemandangan menuju laut Jawa di Cirebon. Itulah sebabnya
Belanda membangun benteng di lokasi ini untuk mengintai pasukan sekutu
yang tiba di Cirebon. Oleh warga setempat benteng ini disebut Gedong
Peteng yang berarti gedung atau bangunan gelap.
6. Benteng Darmaga
BENTENG
Darmaga adalan benteng air yang dibuat di Kampung Darangdan, Kelurahan
Kota Kulon, Sumedang Utara. Benteng ini dibuat untuk mengatur air Sungai
Cipeles. Dengan dilengkapi pintu air, Belanda bisa mengatur pasokan air
di sungai yang membelah kota Sumedang ini. Belanda juga bisa
melimpahkan air ke wilayah kota jika ingin menghambat perjalanan tentara
Sekutu yang melintas di jalan Sumedang. [rni]
0 comments:
Post a Comment